Powered By Blogger

Kamis, 10 Juni 2010

Perkembangan Inti Teori Komunikasi

Perkembangan Inti Teori Komunikasi

Pengantar

Saat ini, komunikasi telah memegang peranan yang penting dalam kehidupan. Untuk mempermudah dalam mempelajari komunikasi, maka elemen-elemen dalam komunikasi terakumulasi dalam berbagai teori komunikasi. Walau teori komunikasi bersifat spesifik karena hanya menekankan pada suatu fenomena, namun bukan berarti teori tersebut tidak dapat digunakan untuk fenomena yang berbeda. Karena itu, teori komunikasi haruslah bersifat general. Selain menyoroti satu fenomena, tetapi juga mempengaruhi fenomena lain dan dapat menerjemahkan fenomena komunikasi tersebut.

Sejauh ini, teori komunikasi telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal itu terjadi seiring dengan semakin banyaknya penelitian yang dilakukan oleh para ahli dalam studi komunikasi. Para ahli telah menciptakan bermacam-macam teori komunikasi, namun ada beberapa teori yang cenderung bertentangan satu sama lain. Hal ini disebabkan adanya perbedaan sudut pandang diantara para ahli dalam melihat suatu fenomena komunikasi.

Untuk memudahkan dalam mempelajari teori komunikasi yang sangat bervariasi itu, beberapa ahli mulai memetakan teori-teori tersebut. Katherine Miller dalam Communication Theories: Perspectives, Processes, and Contexts mengelompokannya ke dalam teori komunikasi berbasis proses dan teori komunikasi berbasis konteks. Sedangkan dalam bukunya Theories of Human Communication, Stephen W. Littlejohn lebih mengelompokkan teori-teori tersebut menurut elemen-elemen teori inti komunikasi. Apapun teori komunikasi yang ada baik yang membahas teori komunikasi interpersonal ataupun tentang media, pasti membahas elemen-elemen ini. Walaupun dalam kenyataannya, tidak ada satu teori yang membahas semua elemen. Pada makalah kali ini, kami akan membahas pemetaan Littlejohn tentang perkembangan inti teori komunikasi yang memuat lima elemen dasar yang bisa dikatakan mendasari teori-teori komunikasi yang ada.

Inti Teori Komunikasi

Beberapa teori komunikasi hanya membahas aspek-aspek khusus dari komunikasi seperti teori komunikasi tentang komunikasi interpersonal, kelompok, organisasi, komunikasi interaktif, komunikasi antarbudaya, serta komunikasi massa. Namun, tidak semua teori komunikasi membahas aspek-aspek khusus tersebut. Beberapa teori komunikasi lebih terfokus pada proses dan konsep umum dalam komunikasi. Maka dari itu, teori komunikasi ini disebut inti teori komunikasi.

Littlejohn (2002:15) mengatakan bahwa teori komunikasi mempunyai inti teori yang mencakup proses-proses dan konsep umum dalam komunikasi. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, berbagai teori komunikasi yang ada pasti memuat beberapa elemen umum ini Littlejohn juga menambahkan bahwa inti teori komunikasi penting karena akan membantu kita memahami komunikasi secara umum. Inti teori juga memberikan pandangan yang jelas tentang proses yang berlangsung kapanpun komunikasi terjadi.

Inti teori komunikasi ini meliputi lima elemen, yaitu:

1. Produksi pesan

Produksi pesan merupakan cara penyampaian pesan dalam konteks interaksi dan kultural. Elemen ini menjelaskan bagaimana kita menciptakan apa yang kita tulis, ucapkan dan ekspresikan dengan orang lain. Di samping itu, tujuan dari produksi pesan juga menjadi dasar penting untuk elemen ini. Di balik produksi pesan biasanya ada kepentingan-kepentingan yang mempengaruhinya (aspek politis). John Fiske (2004:10) juga menegaskan bahwa tujuan (intention) merupakan faktor yang krusial dalam memutuskan apa yang membentuk sebuah pesan. Ia juga menambahkan tujuan pengirim mungkin dinyatakan atau tidak dinyatakan, disadari atau tidak disadari. Tujuan ini bisa tujuan informatif, persuasif, kontrol, dan lain-lain tergantung kepentingan apa yang melatarbelakanginya.

Sebelum kita menyampaikan pesan kepada orang lain, kita akan terlebih dahulu memproduksi pesan tersebut dalam pikiran kita. Produksi pesan ini melibatkan proses mental di dalamnya, yaitu apa yang kita pikirkan sebelum pada akhirnya mengkomunikasikannya kepada orang lain. Hasil dari proses produksi pesan tersebut dapat disampaikan baik secara verbal maupun non-verbal. Selain itu, perbedaan budaya memberi pengaruh besar dalam proses produksi pesan. Bahkan kesalahpahaman dalam komunikasi bisa saja terjadi bukan karena kesalahan dalam produksi pesan ataupun intepretasi, tapi perbedaan budaya antara pengirim dan penerima. Kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan pesan yang berbeda pula karena perbedaan budaya mempengaruhi proses produksi pesan. Misalnya saja, dalam meminta pertolongan, budaya Jawa akan lebih cenderung berbasa-basi terlebih dahulu baru mengutarakan maksudnya, sementara budaya Batak cenderung langsung ke pokok permasalahan.

2. Interpretasi dan penyampaian makna.

Interpretasi dan penyampaian makna ini menekankan pada proses pikiran memahami pesan dan timbulnya makna dari interaksi yang terjadi dengan orang lain serta pengaruh budaya (Littlejohn, 2002:15). Interpretasi dan pemaknaan merupakan hal yang cukup penting mengingat komunikasi itu sendiri tergantung kepada bagaimana suatu pesan dapat dimengerti dan dinilai (Littlejohn, 2002:139). Komunikasi akan berjalan lancar jika komunikator dan komunikan memiliki interpretasi yang sama. Tanpa adanya kesamaan dalam menafsirkan pesan, maka tujuan komunikasi tidak akan tercapai. Seperti halnya dalam proses produksi pesan, perbedaan budaya juga memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam penginterpretasian pesan. Suatu pesan mungkin akan ditafsirkan berbeda dalam budaya yang berbeda pula. Dalam Deddy Mulyana (2007:333) ada sebuah anekdot yang bisa menggambarkan bagaimana perbedaan penafsiran pesan akibat perbedaan budaya dapat menimbulkan kesalahpahaman diantara komunikator.

Suatu hari seorang istri pejabat asal Jawa berbelanja di pasar gotong royong di Ambon. Melihat tumpukan buah durian yang baunya merangsang dan harganya relatof murah, ibu pejabat itu bermaksud untuk membelinya. Sang ibu bertanya baik-baik, “Duriannya manis apa tidak?” Si penjual durian menjawab dengan acuh, “Seng tahu beta, seng ada dalam durian” (“Nggak tahu, saya tidak berada dalam durian”). Sang ibu pejabattersinggung dan marah, lalu terjadi adu mulut. Untung sopir ibu pejabat melerai dan mengajak sang ibu pergi dan membeli durian di tempat lain. Sang ibu pejabat sebagi orang baru rupanya belum tahu adat dan sifat orang Ambon. Sebenarnya si penjual durian tidak bermaksud meremehkan ibu pejabat tadi, tetapi setengah bercanda sebagai bahasa lingkungan pasar setempat.”

Dari anekdot di atas, terlihat jelas bahwa interpretasi dan pemaknaan yang berbeda terhadap suatu pesan akibat perbedaan budaya ternyata berpotensi menimbulkan kesalahpahaman dalam berkomunikasi.

3 Struktur pesan.

Struktur pesan secara umum memuat elemen pesan, susunan pesan atau bagaimana pesan-pesan tersebut diorganisasikan. Maksudnya adalah bagaimana pesan disusun atau diorganisasikan agar pesan tersebut efektif. Pesan-pesan juga diatur dan digabung agar mempunyai makna tertentu sehingga dapat dimengerti oleh orang lain. Inti teori ini terdiri dari elemen-elemen yang terkandung dalam pesan baik yang tertulis, lisan maupun bentuk-bentuk nonverbal. (Littlejohn, 2002:15).

4 Dinamika interaksi.

Dinamika interaksi memaparkan relasi dan ketergantungan diantara para komunikator. Dalam berkomunikasi, seorang komunikator membutuhkan orang lain untuk merespon dan juga memberi feedback atas pesan yang telah disampaikannya. Begitu juga sebaliknya, seorang komunikan bisa berganti peran menjadi komunikator ketika dirinya menjadi pihak yang menyampaikan informasi kepada lawan bicaranya. Jadi, di sini bisa dikatakan bahwa masing-masing pelaku komunikasi memiliki peran ganda, baik sebagai komunikator maupun komunikan. Selain itu, dinamika interaksi juga menyinggung tentang proses bersama diantara komunikator dalam melahirkan wacana dan juga makna. Dalam berinteraksi dengan orang lain, pemaknaan pesan akan muncul dari kedua belah pihak. Ini mencakup proses memberi dan menerima, produksi dan penerimaan diantara peserta transaksi komunikasi, peserta itu bisa individu maupun kelompok (Littlejohn, 2002:15).

5 Dinamika institusi dan masyarakat.

Unsur terakhir dalam inti teori komunikasi merupakan dinamika institusi dan masyarakat yang menjelaskan cara kekuasaan dan sumberdaya didistribusikan dalam masyarakat, cara budaya diproduksi, interaksi antar bagian masyarakat. Budaya merupakan hasil dari interaksi dan kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam masyarakat. (Littlejohn, 2002:15).

Tidak ada satupun teori komunikasi yang dapat mencakup kelima elemen di atas. Walaupun ada satu atau lebih elemen yang termasuk dalam suatu teori, elemen-elemen lain mungkin terpengaruh karena adanya hubungan-hubungan antara satu sama lain. Misalnya teori tentang produksi pesan berbasis produksi dan resepsi pesan. Selain membahas elemen produksi pesan, namun juga berkaitan dengan interpretasi pesan. Bagaimana kita memproduksi pesan yang dapat diinterpretasikan dengan mudah oleh orang lain.

Elemen-Eleman Inti Teori Komunikasi dalam Teori Agenda Setting

Teori Agenda Setting dimulai dengan suatu asumsi bahwa media massa menyaring berita, artikel, atau tulisan yang akan disiarkannya, sehingga media masa cenderung mengarahkan perhatian kita pada masalah atau isu-isu tertentu. Elemen-elemen yang ada pada teori ini antara lain adalah produksi pesan, struktur pesan, interpretasi dan penggalian makna. Produksi pesan disini adalah bagaimana media menyaring berita yang akan dipublikasikan. Bagaimana media menentukan berita mana yang penting untuk disiarkan kepada publik. Sedangkan yang dimaksud struktur pesan adalah cara media menyusun sebuah pesan agar terlihat penting dan bernilai sebagai berita. Selain itu media juga membuat agar pesan tersebut diinterpretasikan sama dengan yang dimaksud oleh media. Elemen terakhir adalah interpretasi dan penggalian makna. Interpretasi publik berbeda satu sama lain. ada kelompok publik yang menanggapi berita dengan sikap skeptis, ada pula yang cenderung hanya mengikuti “arus” saja.

Misalnya dalam kasus kematian mantan presiden Soeharto. Pada saat itu, terlihat dengan jelas bahwa berita tentang kematian Soeharto menyita seluruh perhatian media baik cetak maupun elektronik yang menjadikan berita itu sebagai berita utama dalam beberapa hari ke depan. Di sini media memegang peran dalam menentukan atau men-setting berita tersebut sebagai berita yang dianggap penting. Melalui media inilah masyarakat merasa bahwa saat itu, berita yang paling penting adalah berita tentang kematian mantan presiden Soeharto. Masyarakat cenderung mengesampingkan berita atau peristiwa lain yang terjadi pada saat yang sama. Hal itu terjadi karena saat itu media lebih memfokuskan pada berita kematian Soeharto. Sehingga apa yang luput dari perhatian media cenderung diabaikan oleh masyarakat luas. Seolah-olah peristiwa yang tidak disiarkan atau tidak mendapatkan perhatian yang intens dari media adalah sesuatu yang tidak penting untuk diketahui masyarakat luas.

Dalam memproduksi pesan, media akan menyaring dan memilah mana berita yang akan diperhatikan masyarakat. Pada saat itu, media cenderung menampilkan sisi positif dari sosok seorang Soeharto. Informasi-informasi tersebut diatur sedemikian rupa sehingga seakan-akan bisa “mencuci otak” masyarakat dan membuat masyarakat percaya bahwa memang berita inilah yang penting pada saat itu. Walaupun begitu, setiap orang mungkin memiliki pandangan yang berbeda dalam menginterpretasikan informasi tersebut. Hal itu tergantung pada tingkat kekritisan setiap individu dalam menyikapi media. Karena pada kenyataannya dewasa ini, agenda setting yang dilakukan oleh media cenderung bersifat melebih-lebihkan. Sehingga mungkin saja berita yang disiarkan oleh media sebenarnya tidak sepenting kelihatannya.

Penutup

Pada dasarnya perkembangan inti teori komunikasi merupakan konsep umum dari teori-teori komunikasi yang ada. Inti teori komunikasi meliputi lima elemen yang tampaknya terpisah namun sebenarnya saling terkait dan saling mempengaruhi.

REFERENSI

Fiske, John. 1990. Introduction of Communication Studies. Second Edition. London: Routledge

Littlejohn, Stephen W. 2002. Theories of Human Communication. Seventh Edition. Belmont, CA: Wadsworth

Littlejohn, Stephen W dan Karen A Foss. 2005. Theories of Human Communication. Eighth Edition. Belmont, CA: Wadsworth

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar