Powered By Blogger

Kamis, 10 Juni 2010

Media Rakyat dalam Komunikasi Pembangunan

Media Rakyat dalam Komunikasi Pembangunan

Perkembangan teknologi komunikasi tidak dengan sendirinya akan menggantikan model-model komunikasi dan institusi komunikasi yang sebelumnya telah ada di masyarakat. Pada masyarakat pedesaan dimana sebagian besar mereka adalah masyarakat tradisional terdapat berbagai media sosial sebagai sarana efektif saling berinteraksi. Media ini telah sejak lama tumbuh dan berkembang bersama masyarakat dan menjadi media sosialisasi nilai-nilai antar warga masyarakat, bahkan dari generasi ke generasi. Media ini dikenal sebagai media rakyat.

Media sosial adalah wahana komunikasi atau pertukaran informasi yang telah terpola dalam kehidupan sosial suatu komunitas masyarakat. Media sosial menuntut keterlibatan secara fisik individu dalam proses komunikasi (Sigman;124). Media rakyat ini digambarkan sebagai media yang murah, mudah, bersifat sederajat, dialogis, sesuai dan sah dari segi budaya, bersifat setempat, lentur menghibur dan sekaligus memasyarakat juga sangat dipercayaoleh kalangan masyarakat pedesaan yang kebetulan menjadi kelompok sasaran utama (Oepen;hal 88). Keberadaan media sosial didalam masyarakat pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari adanya pola yang spesifik di dalam pemanfaatannya. Hal ini erat kaitaanya dengan pola-pola tertentu bagi pemenuhan kebutuhan warga masyarakat di dalam kehidupan kolektifnya. Dari deskripsi diatas nampak bahwa pola-pola yang dibentuk dari proses komunikasi tersebut dengan kebutuhan informasi.

Media rakyat merupakan media yang bertumpu pada landasan yang lebih luas daripada kebutuhan dan kepentingan semu khalayaknya. Media rakyat adalah adaptasi media untuk digunakan oleh masyrakat yang bersangkutan, apapun tujuannya dan ditetapkan oleh masyarakat itu. Media ini adalah media yang memberi kesempatan kepada warga masyarakat untuk memperoleh informasi, pendidikan, hiburan, bila mereka menginginkan kesempatan itu. Media ini adalah media yang menampung partisipasi masyarakat sebagai perencana, pemproduksi sekaligus pelaksana. Media ini adalah sasaran bagi masyarakat untuk mengemukakan sesuatu, bukan untuk menyatakan sesuatu kepada masyarakat. Komunikasi masyarakat mengungkap pertukaran pandangan dan berita, bukan penyaluran dari satu sumber kepada pihak lain.

Media rakyat sering muncul dalam bentuk kesenian daerah atau kebudayaan tradisonal daerah. Kesenian atau budaya daerah digunakan sebagai wahana untuk memperkenalkan dan memberikan pesan-pesan pembangunan kepada masyarakat pedesaan. Karena warga masyarakat pedesaan masih menyukai dan membutuhkan budaya atau kesenian tradisional sebagai sebuah bentuk hiburan maka media ini juga menjadi sarana yang sangat tepat sebagai media tranformasi nilai-nilai, termasuk pesan-pesan pembangunan dari pemerintah. Pesan-pesan pembangunan disisipkan secara implisit dan kreatif sehingga terasa menyatu dengan media rakyat.

Ada banyak macam media rakyat yang selama ini tumbuh, berkembang di masyarakat, namun banyak pula yang hilang karena ditinggalkan penggemarnya dan tidak mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman. Pemilihan media rakyat yang mana yang bisa digunakan untuk menyebar luaskan ide-ide pembangunan adalah sangat penting untuk mendukung efektifitas pesan.

Media rakyat dalam bentuk seni rakyat (folk culture) diyakini dapat lebih mudah digunakan sebagai sarana menyebar luaskan informasi pembangunan karena media tersebut telah ada dan dekat dalam kehidupan masyarakat setempat. Dengan media rakyat, masyarakat akan ikut serta merasa memiliki atau terlibat dalam pembuatannya, sehingga memungkinkan tersampaikannya pesan-pesan pembangunan secara lebih efektif. Induksi nilai-nilai yang sifatnya evolutif dan menyatu dengan masyarakat dapat membuat masyarakat merasa tidak dipaksa untuk mengadopsi nilai-nilai baru.

Upaya penyebaran informasi pembangunan yang disampaikan melalui media melalui media yang ada bagi setiap masyarakat bangsa berbeda-beda disebabkan oleh struktur dan sistem masyarakat yang berbeda pula. Bagi masyarakat yang mempunyai struktur dan sistem sosial yang majemuk, penyebaran informasi melalui media massa masih memerlukan upaya dengan media tradisional yang ada dalam masyarakatnya (Rogers 1971 : 165).

Dalam komunikasi tradisional di pedesaan, penggunaan pertunjukan rakyat sebagai media komunikasi mempunyai potensi besar untuk mencapai rakyat banyak, terutama sekali karena media tersebut memiliki daya tarik yang sangat kuat dan berakar di tengah-tengah masyarakat. Media tradisional merupakan alat komunikasi yang sudah lama digunakan di suatu tempat (bersifat lokal) yaitu sebelum kebudayaannya tersentuh oleh teknologi modern dan sampai sekarang masih digunakan di daerah itu. Media ini akrab dengan massa khalayak, kaya akan variasi, dengan segera tersedia, dan berbiaya rendah. Media ini dengan segala kelebihannya memeiliki potensi yang dimiliki oleh pertunjukan rakyat dan sangat efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komunikasi pembangunan.

Bila melihat tujuan komunikasi pembangunan yang tidak sekedar bagaimana terciptanya perubahan sikap, pendapat atau perilaku individu atau kelompok, melainkan perubahan masyarakat atau perubahan sosial (AS Achmad : 1997). Untuk itu, diperlukan berbagai sarana yang bisa memerankan posisi yang sangat penting tersebut, termasuk penggunaan media rakayat tradisional yang sudah ada. Disini, pemerintah diharapkan tanggapan yang positif untuk memelihara dan mempertahankan setiap media rakyat ini bukan sekadar digunakan untuk fungsi hiburan masyarakat saja, tetapi dapat dimanfaatkan secara lebih optimal dalam tujuan pembangunan nasional di negara kita.

Pertunjukan Wayang Kulit Sebagai Salah Satu Bentuk Media Rakyat

Berbicara tentang wayang, berarti berbicara mengenai suatu media rakyat yang semakin ditinggalkan. Kesenian wayang berkembang di Indonesia sejak zaman Hindu-Budha. Epos Mahabarata dan Ramayana yang notabene merupakan kisah-kisah yang berkembang di India, negara asal agama Hindu-Budha. Masyarakat yang saat itu minim hiburan disuguhi dengan suatu pertunjukan yang sangat menarik.

Kesenian wayang kulit sebagai salah satu media rakyat tradisional memiliki peran yang cukup besar bagi perkembangan masyarakat. Di zaman modern ini wayang kulit sebagai media komunikasi sosial sekaligus tradisional mampu memberikan kontribusi bagi perubahan masyarakat. Pada zaman Orde baru, pesan-pesan pemerintah dapat dengan mudah ditangkap oleh masyarakat karena media ini merupakan media yang efektif sejak zaman dahulu.

Ditengah pembangunan yang digalakkan oleh pemerintah orde baru jaman dulu, wayang kulit dipilih sebagai salah satu media yang mampu berbicara banyak. Program-program pemerintah tentang informasi, pendidikan, komunikasi juga otonomi dapat berfungsi dengan seimbang karena dukungan partisipasi langsung masyarakat pedesaan. Sehingga target yang dicapai dapat terlaksana dengan optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad,A.S., 1997, Komunikasi dan Pembangunan Nasional, Universitas Terbuka, Jakarta.

Oepen, Manfred, 1988, Media Rakyat Komunikasi Pengembangan Masyarakat, P3M, Jakarta.

Rogers, Everett M, 1992, Komunikasi dan Pembangunan Perspektif Kritis, LP3ES, Jakarta.

Satria J, Pandu, 2007, Wayang Kulit, Media Sosial yang Membangun di Era Pembangunan,Tugas Komunikasi Sosial; Ilmu Komunikasi UGM, Yogyakarta.

Siregar, Ashadi, 1990, Komunikasi Sosial Sebuah Pengantar, Seksi Penerbitan Badan Penelitian dan Pengembangan FISIPOL UGM, Yogyakarta.

Susanto, Astrid, 1990, Komunikasi Sosial di Indonesia, Grafika, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar