Powered By Blogger

Minggu, 31 Januari 2010

Pendekatan Behaviorisme Tokoh Ardi dalam Film Mengejar Matahari

Pendekatan Behaviorisme Tokoh Ardi dalam Film Mengejar Matahari

Tokoh Ardi (Wingky Wiryawan) dalam film Mengejar Matahari adalah seseorang yang menggunakan pendekatan behaviorisme dalam bertindak. Ardi adalah seseorang yang melakukan tindakan berdasarkan stimulus (rangsangan) dan melakukannya sesuai dengan perintah/ apa yang diharapkan dari rangsangan itu. Sikapnya ini terlihat jelas pada sikapnya pada perintah kedua orangtuanya yang mendidiknya sesuai dengan keinginan mereka. Orang tua Ardi mendidiknya secara keras dan menginginkan anaknya ini menjadi seoreang polisi. Sejak kecil, Ardi dididik secara keras, bahkan tak jarang dengan hukuman fisik kalau ia tidak menuruti perintah orangtuanya. Ardi pun menerimanya dengan tanpa perlawanan. Rasa berbakti, terimakasih, atau rasa takutlah yang mungkin menjadi alasan Ardi untuk menerima perlakuan dari kedua orang-tuanya. Bahkan sampai ia dewasa, ia melakukan keinginan orangtuanya tanpa melakukan protes. Dalam film ini tak terlihat konflik besar Ardi terhadap orangtua, seperti konflik yang dialami Damar (Fauzi Baadillah) sahabatnya terhadap ibunya yang tidak memperhatrikannya sejak kecil.

Beberapa adegan seperti ketika Ardi diminta membantu Nino, sahabatnya, mengangkat barang untuk pindah rumah, namun di sisi lain ia harus melakukan pekerjaan bersih-bersih rumah perintah orangtuanya, ia memilih untuk melakukan perintah orangtuanya. Perintah dan larangan ia lakukan sama persis seperti pesan yang disampaikan kepadanya. Prinsip ini sama dengan aliran Behaviorisme yang menganggap manusia sebagai robot/mesin yang menerima perlakuan sama seperti pesan yang disampaikan kepadanya. Ada kemungkinan dari adegan pergulatan batin Ardi saat lebih memilih antara membantu orangtuanya daripada membantu sahabatnya, adalah ia memiliki trauma tersendiri bila tidak melaksanakan perintah itu. Seperti percobaan Ivan Paslov pada anjing yang akhirnya menyalak tanda makanan datang saat lonceng dibunyikan, Ardi pun juga melakukan hal yang sama dalam kehidupannya. Mungkin ketakutan dipukuli ayahnya bila tidak melaksanakan perintah adalah salah satu hal yang mendorong ia melakukan hal itu. Padahal ada kemungkinan ayahnya tidak marah atau tidak tahu bila Ardi membantu sahabatnya saat seharusnya ia membantu menyelesaikan pekerjaan rumah.

Pola stimulus-respon pada pendekatan behaviorisme dapat tertanam pada diri seseorang karena mendapat tekanan, dan sudah terbiasa dengan tekanan itu. Ketika ambisi orangtua Ardi menjadikan anaknya sebagai polisi berkurang, Ardi malah menjadi bersemangat untuk bersekolah di AKPOL, padahal ia tahu bakat dan keinginannya tidak di situ. Namun Ardi tak ingin mengecewakan orangtuanya dan memilih untuk menjadi seorang polisi.

Pengalaman adalah kunci dari Ardi melakukan segala tindakannya. Pengalaman dipukul, pengalaman takut menyakiti orangtua, akhirnya tertanam dalam pola pikirnya.Ia mampu mempelajari kejdian dan perilaku dari peristiwa-peristiwa di sekitarnya. Sehingga ia mampu mengambil tindakan yang menurutnya tepat berdasarkan peristiwa sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar